B. Indonesia

Pertanyaan

Buatlah penggalan cerpen, tema bebas, menggunakan sudut pandang orang pertama pelaku sampingan, menggunakan majas personifikasi, simile, hiperbola, dan juga ungkapan!

1 Jawaban

  • Sore itu sepulang sekolah Tio merenung di sebuah danau, dia merenung mefikirkan ujian yang tinggal 2 bulan lagi, mungkin ketidak siapan dia menjadi beban dalam fikirannya. Hanya teman-temannya lah yang saling memberi semangat yang dapat menenangkan fikirannya sejenak, 
    Waktu itu tanngal awal maret hubungan Dhea dan Tio semakin dekat, karna Dhe yang selalu memberi semangat Tio dan Tio pun merespon dengan semangat yang sepesial. Entah ada angin apa tiba-tiba lewat sms Dhea memanggil Tio dengan sebutan Syank pada tanggal 4 maret 2015. Yang membuat Tio lepas dari semua beban fikirannya. Pada tanggal 6 maret malam, mereka klear jadian. Itu adalah awal dari kebahagiaan atau malah keburukan. 
    Dhea merubah Tio dengan waktu 1 bulan, dari Tio yang pendiam, keras kepala, malas belajar, penyendiri dan suka membuang waktu dengan teman-temannya, misterius menjadi Tio yang ramah, selalu mengalah, tekun belajar, lebih menghargai waktu, dan terbuka apa adanya. Dan Dhea pun juga berubah dari Dhea yang kurang sopan dengan orang tuanya, Dhea yang selalu klayapan saat malam, Dhea yang selalu ngambek menjadi  Dhea yang sopan, tak pernah keluar malam-malam, dan Dhea yang pemaaf. Hari hari mereka lewati dengan suka cita. Saling menerima masukan, kekurangan masing-masing. Kesabaran yang di miliki Tio dapat membimbing Dhea lebih baik lagi, dan sifat keras nya Dhea juga dapat membimbing Tio menjadi lebih baik, 
    Tibalah Ujian sekolah yang Tio tunggu, gedorang-gedoran Dhea selalu membuat Tio semangat dan lebih siap. Setelah ujian berakir, Tio mendapatkan berita kepada saudaranya yang ada di Tangrang Bamten, ktika ijazah telah di terima mau atau tidak mau dia harus bekerja di sana, agar keluarga dapat berkumpul bersama, , dengan sifat Tio yang selalu Patuh dengan perintah Orangtua dan kakak nya, dia meng iya kan. Namun di sisi lain dia harus LDR dengan Dhea dan itu bisa membuat Dhea kesepian. 
    Tio pun membuat hari hari bersama Dhea membosankan dan penuh kemarahan, agar Dhea membenci Tio. Namun setiap sujut Tio kepada Tuhan dia meneteskan air mata. 
    “Tuhan berikan Maafku terhadap dia, berikan aku ketegaran untuk meninggalkannya, berikan ketulian saat dia dan teman-temannya mencemooh aku, , , , , , Tuhan jaga dia, jaga keluarganya ketika aku nanti meninggalkannya. Tuhan maafkan aku telah memunafikan diri ku, . . Tuhan beri aku sesuatu agar aku dapat menghadapi sesuatu yang paling aku takutkan, mungkin ktka hal itu terjadi, dia berubah menjadi benci aku, dan mungkin memandangku pun tak sudi, namun maafkan dia tuhan dan berikan dosa itu menjadi dosaku, karna hal itu terjadi karna keputusanku. ”doa Tio sesudah sholat yang terusdi ulang-ulang. Sampai tiba hari di mana mereka salingsendiri-sendiri
    Teman-teman Tio mulai perubahan sikap yang tak biasa dari Tio, yang kini suka menyendiri dan melamun. Namun Tio tak pernah mengatakan jujur kepada siapa pun, meski begitu teman-temannya selalu memberi semangat. 
    Pengambilan hasil kelulusan pun hanya di sikapi dengan kemurungan tanpa rasa tegang, yang lebih parah lagi tak ada satu wali pun yang di bawa Tio untuk mengambil hasil itu. Ayah sahabat Tio pun menghampiri Tio kemudia mengambilkan hasil kelulusan untuk Tio. 
    Di belakang sekolah, teman-teman Tio corat-coret namun dia Tidak, kmudian ktka Tio berjalan di belakang sekolah bajunya di semprot pilox oleh teman-temannya agar dapat membawa Tio larut dalam kesenangan kelulusannya. Dan itu berhasil
    Banyak yang kagum terhadap Tio, seorang laki-laki yang mandiri, seorang pria yang banyak teman, seorang pria yang tak suka neko-neko, meski satu tahun lebih hidup sendiri. . . Terutama  bapak angkat dan ibu angkatnya yang telah menganggap Tio adalah anak kandungnya sendiri. Mereka adalah sosok yang penting bagi Tio. 
    Bulan oktober, Tio berangkat menuju Tangerang, setelah ia tau kini hidup Dhea kembali penuh kebahagiaan dan telah ada yang menjaga dia dia pun mulai mematangkan kepergiannya,  namun malam sebelum kepergiannya ia berjalan kaki ke rumah Dhea, sekitar pukul 23:30 dia berada di depan Rumah Dhea dan mengucapkan perpisahan meski tak menemuinya langsung hanya bicara sendiri seperti orang gila. 
    “Maaf atas semua kesalahaanku yang mungkin akan kau kenang seumur hidupmu. Mungkin kau membenci aku, namun aku tak akan sedikitpun membencimu. Mungkin aku akan merindukan setiap waktu bersamamu. Selamat tinggal, jangan nakal, jaga baik dirimu, jangan lupa sholat, belajar yang rajin, pilih pacar yang baik, jangn main malam2, pilih teman yang baik, jangan memilih2 makanan, belajar makan yang pedas, belajar masak, ”pesan Tio dengan leher yang terasa sakit menahan air mata. Dan mulai melangkah meninggalkan kebahagiannya demi sebuah kata “patuh”dengan keluarga. . . . . 
    Mungkin dunia ini kadang tak adil, yang kita harap mendekat malah menjauh, yang kita anggap benar malah di salahkan. . . . Mungkin dengaan iitulah Tuhan akan lebih mendewasakan kita. 

Pertanyaan Lainnya